Entri Populer

Jumat, 21 Januari 2011

Rapuh

Rapuh...
Keterpurukan membawaku pada kenyataan, bahwa aku lemah tak mampu berjalan karena tak punya penopang
Kehinaan  membuat aku tak mampu sekedar mendongakkan wajah, tak berani meminta, wajah memelas yang ku tampakkan bukan berati berbalas  belas kasihan.
Sungging senyum yang ku tampakkan menyimpan sejuta kepedihan, karena keterpurukan. Aku merasa redup sinarku, mataharipun hanya mampu menyinari siangku, namun cahaya bulan tak jua menerangi malamku.
Tanya pada dinding hatiku belum terjawab, karena pena itu terlalu jauh untuk ku gapai, bagaimana bisa tangan ini menggoreskan keinginan???
Namun..
Walau dalam kesedihan , tak ada sesal.. pernah menjadi yang terindah dalam hidupmu..

Selasa, 18 Januari 2011

aku ingin membencimu

aku tau.. aku tak pernah ada..
mencintaimu seperti mengiris nadiku sendiri..
mencintaimu juga seperti meletakkan tubuhku diatas duri..
mencintaimu bagai berjalan di tengah bara api..
dan mencintaimu pula, aku tak pernah tau tempatku..
sekarang apa lagi..
kamu tau bagaimana hati ini menginginkanmu..
kamu juga tau bagaimana diri ini menjadikanmu sebagai raja.
kamu juga bahkan sangat tau, bagaimana aku menjauhi orang lain yang mungkin baik untukku..
apakah memang rasamu mati, ataukah kamu tak punya rasa itu..

berapa lama aku harus bertarung melawan rindu..
berapalama aku harus menunggu sampai engkau terhapus dari hatiku..
aku ingin kamu, tapi kamu terus manyakitiku..
masihkah kurang pantas jika aku membencimu..?
ataukah ada cara yang aampuh untuk melakukan itu..
aku bahkan tak dapat membaca semua isyarat yang terpotong oleh kemanisanmu..
sekarang.. apakah masih kurang pantas aku membencimu ..?

Senin, 17 Januari 2011

Kutau kau tau apa yang kumau

Renungkanlah semua masalah kita
Berfikir tuk mencari apa jawabnya..
Bukan lari dari semua ini..
Memang kau yang ku cinta
Yang ada dihatiku sampai nanti..
Sampai hati ini terbalut lukamu..
Bukankah kau tahu apa isi hati ini..
Mengapa ini terus terjadi..
Dan terus kau ulangi sampai ku menangis..

Mengingat semua itu
Membaur bersama luka yang ada..
Membuat cinta ini rapuh..
Ku mohon engkau merubahnya..
Ku yakin kau mampu..
Membuat segalanya jadi indah..
Bulan malam aku mohon
sampaikanlah..Ucapkanlah..bisikkanlah..
padanya..
saat ini Aku hidup untuk cintanya..
Untukwaktu yang tak kutau ujungnya

Kamis, 13 Januari 2011

Fatamorgana

pernah aku menjadi cintamu
seperti takkan pernah terpisah, bagai pantai dan lautan
begitu indah ....
begitu indahnya,hingga aku tak sadar bahwa itu fatamorgana
cinta yang bertahta, dan aku hanya hamba
kau hianati hatiku, seperti kau leburkan rasa cinta yang membatu ini
tatap mataku, dan lihatlah betapa aku takkan pernah berhenti mencintaimu
meski hadirmu tak pernah ada lagi
namun, penantianku takkan pernah usai
walau usiaku hanya satu langkah lagi

Aku bukan Rinjani

ku hanyalah sempu..
Ku memang taklah seindah rinjani..
Ku senang engkau datang..
menginjakkan kakimu di pantaiku..
dan bermain dengan riak ombakku..
Ku hanyalah sempu bagimu..
Dari awal ku memang ragu..
Tapi ku tolak semua itu..
kutepis semua itu..
demi indah yang kau tawarkan
Hari berganti hari kulalui..
Kebahagiaan semu yang kudapat hanyalah sekejap rasa
Namun bahagiaku tak dapat dibeli..
selamanya kan jadi penggalan indah dalam hidupku
dan kini ...
Biarlah ku menjadi sempu..
Kejarlah rinjani…itu
karna aku bukan Rinjani

lara

Sepercik cinta yang dulu hangatkanku

Kini menjadi kobaran pilu yang membakar hatiku

Setitik kasih yang dulu sejukkanku

Kini menjadi lautan resah yang menenggelamkan renungku
hanya disini  menjadi tempatku bercurah

Walau mungkin perasaan ini masih membuncah
 kini tempatku mengeluh

Mengeluh untuk hatiku yang lusuh

Selasa, 11 Januari 2011

Akan kubawa hatiku

Sejujurnya...
Aku menerimamu apa adanya
Lalu aku berusaha menjangkaumu kembali. Disaat kau sedikit menjauh. Kita kemudian dalam diam yang panjang. Ada suatu yang tak terungkap tak terbaca di antara gelombang rasa dan pikiran kita.
Aku tahu aku akan ke mana, tapi tak pernah tahu seberapa jauh langkahku mendekatimu. Seberapa jauh dirimu membiarkan aku menghampirimu, atau membiarkan dirimu mendekat padaku.
Lalu langkah-langkahku seakan terhenti di perbatasan antara keinginan dan harapan. Tapi semua sementara, esok aku akan berlari melintasi cakrawala senja di antara gedung-gedung tinggi.
Semua kesementaraan adalah kebiasaan yang kita terima begitu saja. Toh dalam kesementaraan tetaplah durasi berkuasa menentukan titik-titik rasa menggurui dan mengarahkan pada suatu kefanaan yang riil yaitu terjadi pada waktu, pada durasi.
Hingga akhirnya aku harus kembali pada duniaku, realitas yang mencengkeram dan melepasku bersamaan. Akulah penentu arah realitasku. Akulah yang memilih realitasku, akan ku kemanakan rasaku di antara realitas itu. Biarlah ruang dan waktu selalu ada disitu, aku yang menentukan durasi, adalah aku yang menentukan kemana tubuh dan pikiranku kubawa.
Namun, kesementaraan yang terus menerus akhirnya menjadi satu bola lingkar kejadian, satu kesatuan kesan yang menggumul menjadi kristal rasa yang mendalam. Itulah yang aku alami. Hingga kesementaraan tersebut tak dapat dibendung, tak dapat dicegah untuk selalu terulang. Laksana titik hujan yang terus berulang, terus terjadi tetap saja aku tak akan mampu menahan yang terus menerus setiap terjadinya.
Semua organ tubuhku, pikiranku dan rasaku bergerak selaras dengan pikiranku, tapi hatiku tak dapat diselaraskan. Meski jemariku menuliskan ini, tetap saja hatiku mengembara entah kemana, kadang kala ke tempat yang jauh di ujung harapan, kadangkala terjembab didasar keraguan. Segala kejadian yang ramai mengeroyok pikiranku membuatku hendak pergi ke tempat yang tak aku kenal, tapi rasanya tak mungkin, karena tubuhku-otakku tetap tak bisa lepas dari pikiran, dari hatiku yang menarik-nariku padamu, pada dirimu, pada pengalamanmu.
Aku ingin bicara denganmu saat ini, namun belum lagi terjadi. Entah apa yang akan kukatakan selain to console you atau ask you just to listen to me. Sebentar lagi aku beranjak ke tempat lain, ruang dan waktu yang aku jajagi hari-hari lalu. Ruang dan waktu yang membuatku memiliki harap bahwa sejarah yang indah dapatlah terjaga tetap Indah dalam bingkai waktu, dan bentuk ruang yang baru. Karena bagaimanapun di dunia ini tak ada yang benar-benar baru.

Rabu, 05 Januari 2011

mencintai kehilangan

Cinta baru sempurna jika terasa menyayat, seperti segumpal tanah liat akan tampil indah setelah dipahat. Cinta menjadi abadi ketika tak terjangkau, ibarat bumi selalu mengitari matahari, karena tak mampu meraihnya selamanya menjadi bayanyangan yang tak terengkuh.
Ditinggalkan lebih jauh menyakitkan daripada diputuskan,namun lebih menyakitkan lagi ketika kita tidak mengerti bahwa terkadang Tuhan izinkan kita kehilangan seseorang untuk kebaikan kita sendiri..kehilangan akan  membuat kita merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan membuat kita menjadi tegar.
Tetapi sesuatu yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan, karena jejak jejak yang ditinggalkannya tak kan pernah benar benar hilang. Maka belajarlah mencintai kehilangan itu, karena ia adalah bagian alamiah dari hidup. Kehilangan membuat banyak pelajaran dan pengalaman baru buat kita dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri.
Kata orang bijak manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup, kita sadar kita tak memiliki apapun kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika kita kehilangan. Ada pembelajaran ketika kita menjadi dewasa, atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri. Disaat kehilangan kita jadi meringkuk seperti bayi yang tak punya kuasa.
Menyadari bahwa sekuat apapun jiwa dan diri, setiap hidup tak pernah lepas dri kehilangan, bahwa cerita di dunia ini bukan hanya celoteh kita, tapi ada celoteh lain yang harus didengarkan, dipenuhi dan dijalankan tak lain demi keharmonisan.

Selasa, 04 Januari 2011

Metamorfosis

menjadi karanglah meski tidak mudah,

sebab ia kan menahan sengat binar mentari yang garang,

sebab ia kan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa

tanpa kenal lelah

melawan bayu yang keras menghembus

dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan

sebab keteguhanya kan menahan hempas badai yang datang

menggerus/ terus menerus

ia kan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus

ia kan berdiri tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemu dan bosan

menjadi mutiaralah meski itu juga tak mudah

sebab ia berada di dasar samudra yang dalam

sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia

sebab ia begitu berharga, sebab ia begitu indah dipandang mata

sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam..

menjadi pohonlah yang tinggi menjulang meski itu tidak mudah

sebab ia tetap tegar bara mentari yang terus menyala di setiap siangnya

sebab ia kan meliuk halangai angin yang bertiup kasar

ia kan terus menjejaki bumi hadapi gemuruh sang petir

sebab ia hujamkan akar yang kuat untuk menopang

untuk menahan gempita hujan yang coba merubuhkan

dan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengeyangkan

sebab ia kan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya

lalu berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunya

menjadi melati-lah meski tampak tak bermakna

sebab ia kan tebar wewangian tanpa meminta balasan

ia begitu putih seolah tanpa cacat

sebab ia tak takut hadapi angin dan hujan dengan mungil tubuhnya

ia tak pernah iri melihat mawar yang segar merekah

dan tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi

ia tak pernah dengki dan rendah diri

pada keanggunan anggrek dan tulip yang berwarna-warni

dan tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya…

menjadi elang-lah dengan segala kejantananya, meski itu juga tak mudah

sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit

melanglang buana taklukan medanya

sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru

ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh

menukik tajam mencengkeram mangsa

dan kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya

bersama kepak sayap yang membentang gagah

menjadi kupu-kupulah meski itu juga tak mudah

sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini

ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan

dan belajar lebih banyak berdiam

untuk menunggu waktu yang tepat tentang keindahan

sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan

hingga tiba saat keluar dan bagikan kebaikan…

(Thufail Al-Ghifari)