Entri Populer

Kamis, 21 Juli 2011

Bukan Akhir dari segalanya...


Sometimes the end is just the beginning...

Apakah Anda merasa sedih karena sedang berpisah dengan seseorang? Ditinggalkan oleh orang yang paling kita sayangi, atau justru malah kita yang harus meninggalkan orang yang kita sayangi oleh karena suatu hal? Atau kehilangan sesuatu, misalnya pekerjaan dan harus memulai dari nol kembali usaha yang selama ini Anda pupuk?

Mungkin saja salah satu di antara kita saat ini sedang gundah karena orang yang kita cintai pergi untuk orang lain. Atau keluarga terdekat harus berpulang,  Hmmm...begitu banyak peristiwa kehilangan, ditinggalkan atau meninggalkan, dan semua itu membuat kita berderai air mata dan terselubung dalam duka. Apakah selamanya kita selalu menilai hal itu dengan kesedihan?

Mari kita lihat sisi lain, sebuah sudut yang mungkin terlewat dari pandangan kita. Ambil sebuah contoh bunga matahari, Anda tentu tahu bunga tersebut kan? Bunga kuning, cerah dan ceria yang selalu membuat suasana seakan meriah dan menyenangkan. Sosoknya yang tinggi dan anggun selalu menjadi pusat perhatian. Indah dan begitu mengagumkan. Namun kemudian tak berapa lama ia menjadi layu, kering dan mati.

Menurut Anda apakah itu adalah akhir si bunga matahari? Hampir semua mungkin akan menjawab ya, karena apabila bunga sudah layu dan kering berikutnya ia akan mati. Tetapi tidak demikian, yang terjadi adalah bunga itu membawa biji-biji benih baru, jumlahnya ribuan dan sulit dihitung dengan jari. Biji-biji tersebut adalah benih bunga-bunga baru yang akan menceriakan alam. Nah, begitu juga saat kita kehilangan, ditinggalkan, atau meninggalkan, ini bukanlah sebuah akhir yang menyedihkan, namun juga sebuah awal dari sesuatu yang baru. Sesuatu yang lebih besar dari apa yang pernah kita pikirkan.

Air mata boleh menetes, perasaan boleh hampa, tetapi semangat harus tetap dipacu, seiring dengan waktu yang terus bergulir maju. Tak ada jalan untuk mundur dan kembali ke masa lalu. Semuanya selalu bergerak ke depan, menyongsong suatu hal yang lebih besar. Selalu bersemangat, segala sesuatunya baru saja dimulai, semoga kita bisa amin,,,

Rabu, 13 Juli 2011

Bahagia dengan Hati yang Rusak

Alkisah hiduplah seorang kakek dan seorang pemuda. Pada masa itu, semua manusia bisa memamerkan hatinya, setiap hati bisa diperlihatkan pada orang lain, karena tubuh di bagian dada tidak tertutup daging, sehingga bila pakaian dibuka, hati terlihat, tidak seperti sekarang di mana hati tidak tampak dan harus diperlihatkan dengan suara, tulisan, pandangan dan sentuhan.

Sang kakek dan sang pemuda jelas berbeda umur, berbeda pemikiran dan memiliki hati yang sangat berbeda. Sang kakek yang bekerja sebagai penebang kayu sering tidak memakai pakaian atas karena panasnya cuaca, sehingga hatinya terlihat. Hati sang kakek penuh dengan bekas luka dan berlubang. Hati kakek itu lebih mengerikan daripada keriput pada kulitnya.

Sedangkan sang pemuda yang masih gagah dan tampan, dia sering tidak memakai pakaian atas sebagai bentuk pamer dan kesombongan. Pemuda itu memiliki hati yang bersih, mulus, tanpa cacat sedikitpun. Baginya, hal itu adalah hal yang membanggakan. Dia akan memamerkan pada semua orang yang ditemui mengenai hati yang bersih tanpa satu goresan.

Lalu pada suatu hari, mereka bertemu. Si pemuda tertawa terbahak-bahak dengan angkuh. Dia menepuk dadanya dan sesumbar mengatakan, "Hai, kakek yang malang, coba kau lihat hatiku! Tidak ada cacatnya, aku menjaga dengan baik benda berharga ini. Sedangkan milikmu... Astaga, kau pasti tidak bisa menjaganya dengan baik,"

Sang kakek yang sudah renta itu hanya tersenyum, tidak ada guratan marah di dalam matanya. Dia menatap hatinya yang penuh luka, sangat berbeda dengan milik sang pemuda. Lalu kakek itu berkata, "Wahai pemuda, kenapa kau sangat menjaga hatimu?"

Pemuda sombong itu mengangkat sebelah alisnya, "Tentu saja, karena hati adalah benda yang sangat berharga, seharusnya kau tahu itu," Si kakek menjawab, "Tentu saja aku tahu, wahai anak muda. Aku tahu bahwa hati adalah sesuatu yang berharga. Kenapa dia berharga? Karena selama hidup, kau harus membaginya dengan orang lain,"

Sang pemuda terdiam lama, suara sang kakek yang bijaksana membuatnya berniat untuk mendengarkan kalimat sang kakek hingga habis. "Kau boleh saja sangat menjaga hatimu, tetapi apakah kau bahagia hanya dengan memamerkannya dan tidak membaginya dengan orang lain? Wahai pemuda, aku membiarkan hatiku dilukai orang lain, termasuk wanita. Aku juga memberikan beberapa potong hatiku untuk orang lain, bahkan orang-orang yang tidak aku kenal, dan aku bahagia karenanya, karena hatiku bisa membahagiakan orang lain. Sekalipun hatiku penuh luka dan berlubang, itulah hati yang seharusnya kau bagi dengan orang lain,"

Sang pemuda akhirnya menyadari bahwa makna dari hati adalah untuk dibagikan dengan orang lain, sekalipun hatinya harus rusak dan berlubang. Akhirnya dia mencongkel sedikit bagian hatinya dan diberikan untuk sang kakek untuk menambal sedikit bagian yang berlubang. Sang kakek berterima kasih atas pemberian itu. Dan sang pemuda, sejak hari itu mulai membagi hatinya pada orang lain. Tidak hanya itu, ada beberapa orang yang menambal hatinya yang berlubang. Dia berbahagia karena hal itu.

Tidak selamanya Anda harus meratapi hati Anda yang terluka, patah, atau hancur. Percayalah, akan ada orang lain yang bisa menambal hati Anda. Berbahagialah karena Anda telah berani membagikan hati Anda pada orang lain. (wo/wsw)

Hikmah dari kehilangan

Bila Anda sering merasa banyak yang hilang dari kehidupan Anda, percayalah, tidak ada kehilangan yang benar-benar hilang. Seperti kisah ini....
KapanLagi.com - Pada suatu masa, di sebuah pedesaan China, hidup seorang pria tua dan keluarganya. Pria tersebut mengolah sebuah kebun dan memiliki beberapa hewan peliharaan, salah satu peliharaannya adalah seekor kuda jantan. Suatu ketika, kuda yang dimiliki pria tua tersebut hilang. Beberapa tetangga mengatakan sempat melihat kuda tersebut berlari melewati batas daerah yang tidak boleh dilewati oleh warga desa. Pria tua itu menjadi sedih, tetapi dia mengatakan, "Tidak apa, barangkali kejadian ini bukan sesuatu yang buruk dan siapa tahu akan datang sesuatu yang baik."

Setelah hari berganti hari, pada malam hari, pria tua itu dikejutkan dengan suara kuda. Dia langsung bangkit dan melihat ke arah luar rumah, tampak kudanya yang hilang telah kembali dan membawa seekor kuda betina entah milik siapa yang menjadi pasangannya. Tentu saja, seperti peraturan di desa itu, kuda yang tidak diketahui pemiliknya atau liar akan menjadi milik mereka yang menemukan. Para tetangga memberi selamat pada pria tua yang telah mendapatkan kembali kudanya serta tambahan satu kuda secara cuma-cuma.

Setelah waktu berjalan, anak laki-laki dari pria tua tersebut mulai berlatih untuk naik ke atas punggung kuda dan memacu kuda tersebut di sekitar area perkebunan. Sayangnya, pada suatu hari, anak laki-laki itu jatuh dari atas punggung kuda dan mengalami cedera kaki yang sangat parah. Perlu waktu lama untuk sembuh, tetapi sekalipun telah sembuh, anak laki-laki itu tidak bisa berjalan normal. "Tidak apa-apa, nak" ujar si pria tua, "Mungkin hal ini akan mendatangkan sesuatu yang lebih baik untuk mu,"

Dan seperti kejadian sebelumnya, si pria tua merasakan kembali sesuatu yang baik tersebut. Pada masa itu adalah masa perang, semua anak laki-laki di desa wajib memanggul senjata dan bertempur di medan perang. Tetapi karena cacat, anak laki-laki sang pria tua tetap di desa dan bekerja mengolah kebun. Tidak ada yang disesali, karena anak laki-laki itu juga bersikap sama seperti ayahnya, dia percaya akan ada hikmah di balik kejadian buruk yang menyebabkan dia kehilangan cara berjalan yang normal.

Tahun berganti tahun. Perang telah berakhir dan para anak laki-laki yang bertempur kembali ke desa. Ternyata hanya beberapa yang kembali, karena kebanyakan dari mereka ternyata tewas di medan perang. Sang pria tua sedikit bersyukur karena anak laki-lakinya tetap dalam kondisi sehat dan semakin pintar mengurus perkebunan. Sehingga, tidak ada yang perlu disesali karena bagi keluarga tersebut, kebahagiaan tidak hanya dinilai pada saat sesuatu terjadi, tetapi juga pada masa-masa setelahnya.

Sahabat, hikmah dari cerita tersebut kita harus belajar bahwa setiap kali kita merasa kehilangan, sesungguhnya apa yang kita tangisi tidak benar-benar hilang, karena pada saat yang tidak akan kita sangka, kita akan mendapatkan hikmah dari rasa kehilangan tersebut. Kita akan merasakan kebahagiaan lebih berlipat jika kita pernah merasakan kehilangan. Tetapi rasa bahagia itu akan datang saat kita bisa melepaskan dengan rela apa yang telah hilang, tidak dengan meratapi atau menangisi terus-menerus. (wo/wsw)

aku mencintaimu setulus hati

Sepasang pengantin baru telah selesai melangsungkan sebuah pesta pernikahan. Dua sejoli ini sungguh berbahagia saat mengarungi masa-masa sebagai pengantin baru dan mulai merasakan kehidupan berumah tangga. Keduanya sama-sama berbahagia, sang wanita mencintai suaminya, begitu pula sebaliknya, sang pria sangat mencintai istrinya.

Setelah beberapa bulan berlalu, sang istri membaca sebuah artikel tentang kehidupan setelah berumah tangga. Artikel tersebut menyarankan agar para pasangan melakukan evaluasi cinta dengan menuliskan hal-hal yang tidak disukai menurut pasangan dan apa saja yang perlu diperbaiki, kemudian hal itu dibicarakan.

Sang istri meminta pada suaminya untuk saling melakukan evaluasi tersebut. Sang suami setuju. Mereka berdua sepakat untuk menuliskan apa saja hal-hal yang tidak mereka sukai dari masing-masing pasangan dan setuju untuk membicarakannya tanpa sakit hati karena hal itu bertujuan untuk membuat hubungan mereka lebih baik lagi.

Pada malam hari, mereka berpisah kamar untuk menuliskan apa saja hal-hal yang selama ini mengganjal hati mereka. Lalu keesokan paginya, saat sarapan, mereka bisa membacakan hasil tersebut pada sebuah kertas.

"Aku bacakan punyaku dulu ya!" ujar sang istri sambil tersenyum.

Sang suami mempersilahkan dan melihat bahwa istrinya menulis banyak sekali, hingga beberapa halaman. Sang istri mulai membaca satu persatu hal-hal yang menurutnya tidak baik pada diri sang suami. Ditambah lagi beberapa daftar mengenai hal-hal yang harus diubah dari suaminya.

Mendengar hal itu, sang suami tersenyum sekaligus menitikkan air mata karena mendapati dirinya memiliki banyak kekurangan.

"Kau tidak apa-apa, sayang?" tanya sang istri saat melihat air mata mengalir di pipi suaminya. Suaminya menggeleng lalu meminta agar istrinya melanjutkan membaca.

Akhirnya sang istri selesai membaca daftar panjang mengenai sang suami. Lalu giliran sang suami yang membacakan daftar hal-hal yang tidak disukai dari istrinya.

"Maaf, sayang, tetapi aku tidak menuliskan apapun," ujar sang suami dengan suara pelan dan tersenyum tipis, "Semalaman aku memikirkan apa yang buruk dari dirimu, tetapi aku tidak menemukannya karena kamu begitu manis, bagian dari diriku," lanjutnya sambil menatap sang istri, "Tidak ada satu pun dalam dirimu yang ingin aku ubah, karena aku mencintaimu dengan cara ini, dengan apapun yang melekat pada dirimu,"

Sang istri tersentuh dengan kata-kata suaminya lalu menangis. Sang suami lalu memeluk istrinya dan berusaha menenangkan. Sang istri lalu meminta maaf karena yang dia lihat adalah keburukan suaminya hingga sangat panjang tanpa melihat kebaikan yang selama ini dilakukannya.

Kita seringkali lebih gampang menemukan hal-hal buruk dari seseorang dan sulit mencari kebaikan dari orang lain. Padahal hidup kita akan sia-sia jika hanya memusingkan keburukan orang lain serta terlalu berambisi untuk mengubahnya seperti keinginan kita. Kita akan lebih bahagia jika tidak terlalu memusingkan sifat buruk orang lain dan lebih melihat sisi baik mereka. Bersyukur dan saling mengerti kelebihan dan kekurangan adalah salah satu kunci bahagia yang harus dimiliki semua orang.

Asa Yang Hilang

Ketika malam-malam gelap mengganti senja..
Kuharap bayangmu juga sirna..
Biarkan perih hanya tersimpan,
Jeritan hati juga terendam dalam..
Saat relung hati terjejali janji,,
Semua mimpi terpatri kuat di memori,,
Selalu memiliki asa indah tuk dirangkai..
Bersama bayang-bayang cinta yang terus tersenyum,,
Untukku..
Kini tak ada lagi yang ku genggam..
Mimpi-mimpi itu tiba-tiba terbang..
Begitu juga asa yang sekejap saja hilang..
Pergi bersama bayang-bayang cinta..
Yang tersenyum puas melihatku terpuruk jatuh..

Jumat, 21 Januari 2011

Rapuh

Rapuh...
Keterpurukan membawaku pada kenyataan, bahwa aku lemah tak mampu berjalan karena tak punya penopang
Kehinaan  membuat aku tak mampu sekedar mendongakkan wajah, tak berani meminta, wajah memelas yang ku tampakkan bukan berati berbalas  belas kasihan.
Sungging senyum yang ku tampakkan menyimpan sejuta kepedihan, karena keterpurukan. Aku merasa redup sinarku, mataharipun hanya mampu menyinari siangku, namun cahaya bulan tak jua menerangi malamku.
Tanya pada dinding hatiku belum terjawab, karena pena itu terlalu jauh untuk ku gapai, bagaimana bisa tangan ini menggoreskan keinginan???
Namun..
Walau dalam kesedihan , tak ada sesal.. pernah menjadi yang terindah dalam hidupmu..

Selasa, 18 Januari 2011

aku ingin membencimu

aku tau.. aku tak pernah ada..
mencintaimu seperti mengiris nadiku sendiri..
mencintaimu juga seperti meletakkan tubuhku diatas duri..
mencintaimu bagai berjalan di tengah bara api..
dan mencintaimu pula, aku tak pernah tau tempatku..
sekarang apa lagi..
kamu tau bagaimana hati ini menginginkanmu..
kamu juga tau bagaimana diri ini menjadikanmu sebagai raja.
kamu juga bahkan sangat tau, bagaimana aku menjauhi orang lain yang mungkin baik untukku..
apakah memang rasamu mati, ataukah kamu tak punya rasa itu..

berapa lama aku harus bertarung melawan rindu..
berapalama aku harus menunggu sampai engkau terhapus dari hatiku..
aku ingin kamu, tapi kamu terus manyakitiku..
masihkah kurang pantas jika aku membencimu..?
ataukah ada cara yang aampuh untuk melakukan itu..
aku bahkan tak dapat membaca semua isyarat yang terpotong oleh kemanisanmu..
sekarang.. apakah masih kurang pantas aku membencimu ..?

Senin, 17 Januari 2011

Kutau kau tau apa yang kumau

Renungkanlah semua masalah kita
Berfikir tuk mencari apa jawabnya..
Bukan lari dari semua ini..
Memang kau yang ku cinta
Yang ada dihatiku sampai nanti..
Sampai hati ini terbalut lukamu..
Bukankah kau tahu apa isi hati ini..
Mengapa ini terus terjadi..
Dan terus kau ulangi sampai ku menangis..

Mengingat semua itu
Membaur bersama luka yang ada..
Membuat cinta ini rapuh..
Ku mohon engkau merubahnya..
Ku yakin kau mampu..
Membuat segalanya jadi indah..
Bulan malam aku mohon
sampaikanlah..Ucapkanlah..bisikkanlah..
padanya..
saat ini Aku hidup untuk cintanya..
Untukwaktu yang tak kutau ujungnya

Kamis, 13 Januari 2011

Fatamorgana

pernah aku menjadi cintamu
seperti takkan pernah terpisah, bagai pantai dan lautan
begitu indah ....
begitu indahnya,hingga aku tak sadar bahwa itu fatamorgana
cinta yang bertahta, dan aku hanya hamba
kau hianati hatiku, seperti kau leburkan rasa cinta yang membatu ini
tatap mataku, dan lihatlah betapa aku takkan pernah berhenti mencintaimu
meski hadirmu tak pernah ada lagi
namun, penantianku takkan pernah usai
walau usiaku hanya satu langkah lagi

Aku bukan Rinjani

ku hanyalah sempu..
Ku memang taklah seindah rinjani..
Ku senang engkau datang..
menginjakkan kakimu di pantaiku..
dan bermain dengan riak ombakku..
Ku hanyalah sempu bagimu..
Dari awal ku memang ragu..
Tapi ku tolak semua itu..
kutepis semua itu..
demi indah yang kau tawarkan
Hari berganti hari kulalui..
Kebahagiaan semu yang kudapat hanyalah sekejap rasa
Namun bahagiaku tak dapat dibeli..
selamanya kan jadi penggalan indah dalam hidupku
dan kini ...
Biarlah ku menjadi sempu..
Kejarlah rinjani…itu
karna aku bukan Rinjani

lara

Sepercik cinta yang dulu hangatkanku

Kini menjadi kobaran pilu yang membakar hatiku

Setitik kasih yang dulu sejukkanku

Kini menjadi lautan resah yang menenggelamkan renungku
hanya disini  menjadi tempatku bercurah

Walau mungkin perasaan ini masih membuncah
 kini tempatku mengeluh

Mengeluh untuk hatiku yang lusuh

Selasa, 11 Januari 2011

Akan kubawa hatiku

Sejujurnya...
Aku menerimamu apa adanya
Lalu aku berusaha menjangkaumu kembali. Disaat kau sedikit menjauh. Kita kemudian dalam diam yang panjang. Ada suatu yang tak terungkap tak terbaca di antara gelombang rasa dan pikiran kita.
Aku tahu aku akan ke mana, tapi tak pernah tahu seberapa jauh langkahku mendekatimu. Seberapa jauh dirimu membiarkan aku menghampirimu, atau membiarkan dirimu mendekat padaku.
Lalu langkah-langkahku seakan terhenti di perbatasan antara keinginan dan harapan. Tapi semua sementara, esok aku akan berlari melintasi cakrawala senja di antara gedung-gedung tinggi.
Semua kesementaraan adalah kebiasaan yang kita terima begitu saja. Toh dalam kesementaraan tetaplah durasi berkuasa menentukan titik-titik rasa menggurui dan mengarahkan pada suatu kefanaan yang riil yaitu terjadi pada waktu, pada durasi.
Hingga akhirnya aku harus kembali pada duniaku, realitas yang mencengkeram dan melepasku bersamaan. Akulah penentu arah realitasku. Akulah yang memilih realitasku, akan ku kemanakan rasaku di antara realitas itu. Biarlah ruang dan waktu selalu ada disitu, aku yang menentukan durasi, adalah aku yang menentukan kemana tubuh dan pikiranku kubawa.
Namun, kesementaraan yang terus menerus akhirnya menjadi satu bola lingkar kejadian, satu kesatuan kesan yang menggumul menjadi kristal rasa yang mendalam. Itulah yang aku alami. Hingga kesementaraan tersebut tak dapat dibendung, tak dapat dicegah untuk selalu terulang. Laksana titik hujan yang terus berulang, terus terjadi tetap saja aku tak akan mampu menahan yang terus menerus setiap terjadinya.
Semua organ tubuhku, pikiranku dan rasaku bergerak selaras dengan pikiranku, tapi hatiku tak dapat diselaraskan. Meski jemariku menuliskan ini, tetap saja hatiku mengembara entah kemana, kadang kala ke tempat yang jauh di ujung harapan, kadangkala terjembab didasar keraguan. Segala kejadian yang ramai mengeroyok pikiranku membuatku hendak pergi ke tempat yang tak aku kenal, tapi rasanya tak mungkin, karena tubuhku-otakku tetap tak bisa lepas dari pikiran, dari hatiku yang menarik-nariku padamu, pada dirimu, pada pengalamanmu.
Aku ingin bicara denganmu saat ini, namun belum lagi terjadi. Entah apa yang akan kukatakan selain to console you atau ask you just to listen to me. Sebentar lagi aku beranjak ke tempat lain, ruang dan waktu yang aku jajagi hari-hari lalu. Ruang dan waktu yang membuatku memiliki harap bahwa sejarah yang indah dapatlah terjaga tetap Indah dalam bingkai waktu, dan bentuk ruang yang baru. Karena bagaimanapun di dunia ini tak ada yang benar-benar baru.

Rabu, 05 Januari 2011

mencintai kehilangan

Cinta baru sempurna jika terasa menyayat, seperti segumpal tanah liat akan tampil indah setelah dipahat. Cinta menjadi abadi ketika tak terjangkau, ibarat bumi selalu mengitari matahari, karena tak mampu meraihnya selamanya menjadi bayanyangan yang tak terengkuh.
Ditinggalkan lebih jauh menyakitkan daripada diputuskan,namun lebih menyakitkan lagi ketika kita tidak mengerti bahwa terkadang Tuhan izinkan kita kehilangan seseorang untuk kebaikan kita sendiri..kehilangan akan  membuat kita merasa rapuh tapi disisi lain kehilangan membuat kita menjadi tegar.
Tetapi sesuatu yang hilang belum tentu meninggalkan kekosongan, karena jejak jejak yang ditinggalkannya tak kan pernah benar benar hilang. Maka belajarlah mencintai kehilangan itu, karena ia adalah bagian alamiah dari hidup. Kehilangan membuat banyak pelajaran dan pengalaman baru buat kita dapat menerima dengan baik proses itu, menerima diri kita sendiri.
Kata orang bijak manusia tak memiliki apa-apa kecuali pengalaman hidup, kita sadar kita tak memiliki apapun kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ketika kita kehilangan. Ada pembelajaran ketika kita menjadi dewasa, atau mungkin menjadi sebuah proses lepasnya sebuah ego dalam diri. Disaat kehilangan kita jadi meringkuk seperti bayi yang tak punya kuasa.
Menyadari bahwa sekuat apapun jiwa dan diri, setiap hidup tak pernah lepas dri kehilangan, bahwa cerita di dunia ini bukan hanya celoteh kita, tapi ada celoteh lain yang harus didengarkan, dipenuhi dan dijalankan tak lain demi keharmonisan.

Selasa, 04 Januari 2011

Metamorfosis

menjadi karanglah meski tidak mudah,

sebab ia kan menahan sengat binar mentari yang garang,

sebab ia kan kukuh halangi deru ombak yang kuat menerpa

tanpa kenal lelah

melawan bayu yang keras menghembus

dan menerpa dengan dingin yang coba membekukan

sebab keteguhanya kan menahan hempas badai yang datang

menggerus/ terus menerus

ia kan kokohkan diri agar tak mudah hancur dan terbawa arus

ia kan berdiri tegak berhari-hari, bertahun-tahun, berabad-abad, tanpa rasa jemu dan bosan

menjadi mutiaralah meski itu juga tak mudah

sebab ia berada di dasar samudra yang dalam

sebab ia begitu sulit dijangkau oleh tangan-tangan manusia

sebab ia begitu berharga, sebab ia begitu indah dipandang mata

sebab ia tetap bersinar meski tenggelam di kubangan yang hitam..

menjadi pohonlah yang tinggi menjulang meski itu tidak mudah

sebab ia tetap tegar bara mentari yang terus menyala di setiap siangnya

sebab ia kan meliuk halangai angin yang bertiup kasar

ia kan terus menjejaki bumi hadapi gemuruh sang petir

sebab ia hujamkan akar yang kuat untuk menopang

untuk menahan gempita hujan yang coba merubuhkan

dan senantiasa berikan bebuahan yang manis dan mengeyangkan

sebab ia kan berikan tempat bernaung bagi burung-burung yang singgah di dahannya

lalu berikan tempat berlindung dengan rindang daun-daunya

menjadi melati-lah meski tampak tak bermakna

sebab ia kan tebar wewangian tanpa meminta balasan

ia begitu putih seolah tanpa cacat

sebab ia tak takut hadapi angin dan hujan dengan mungil tubuhnya

ia tak pernah iri melihat mawar yang segar merekah

dan tak pernah malu pada bunga matahari yang menjulang tinggi

ia tak pernah dengki dan rendah diri

pada keanggunan anggrek dan tulip yang berwarna-warni

dan tak gentar layu karena pahami hakikat hidupnya…

menjadi elang-lah dengan segala kejantananya, meski itu juga tak mudah

sebab ia harus melayang tinggi menembus birunya langit

melanglang buana taklukan medanya

sebab ia harus melawan angin yang menerpa dari segala penjuru

ia harus mengangkasa jauh tanpa takut jatuh

menukik tajam mencengkeram mangsa

dan kembali ke sarang dengan makanan di paruhnya

bersama kepak sayap yang membentang gagah

menjadi kupu-kupulah meski itu juga tak mudah

sebab ia harus melewati proses-proses sulit sebelum dirinya saat ini

ia lalui semedi panjang tanpa rasa bosan

dan belajar lebih banyak berdiam

untuk menunggu waktu yang tepat tentang keindahan

sebab ia bersembunyi dan menahan diri dari segala yang menyenangkan

hingga tiba saat keluar dan bagikan kebaikan…

(Thufail Al-Ghifari)