Ingatlah, bahwa apa yang Anda tanamkan pada anak-anak, akan jadi seperti itulah mereka kelak. Jadi tanamkan hal yang baik, dalam porsi dan cara yang benar pula.
Sebelum memiliki anak, ada baiknya jika Anda dan suami membuat kesepakatan terlebih dahulu tentang bagaimana Anda berdua ingin mendidik buah hati Anda.
Orang tua yang sepakat dan kompak adalah batasan yang paling aman bagi seorang anak untuk tahu apa yang boleh dan tidak boleh. Jangan sampai anak melihat orang tuanya 'terpecah'. Ayah bilang "ya", ibu juga harus bilang "ya".
Jika Anda dan suami ada perbedaan pandangan tentang bagaimana mendidik anak, bicarakan itu di 'belakang' anak Anda. Ingat, orang tua yang sepakat adalah orang tua yang berhasil!
Jangan memaksa buah hati Anda untuk memahami dunia dan segala kesusahan Anda. Belum saatnya bagi mereka untuk masuk ke dalam dunia Anda. Mereka belum siap untuk menanggung (atau memahami) apa yang Anda alami saat ini.
Anda-lah yang harus mau merendahkan diri dan memahami mereka. Anda-lah yang harus masuk ke dalam dunia mereka. Bagaimana pun Anda pernah ada dalam dunia anak-anak dan remaja bukan?! Namun, memahami bukan berarti selalu menyetujui.
Saat anak-anak Anda masih kecil, selalu terapkan kebiasaan memberi pengertian terhadap masalah atau kesalahan yang timbul. Hal ini lebih baik dari pada marah-marah. Jelaskan kepada si anak alasan mengapa Anda tidak setuju tentang sesuatu hal yang dia lakukan.
Jika dari masa mudanya, Anda sudah menerapkan pola memberi pengertian, maka saat anak Anda beranjak remaja, Anda akan tetap mendapat hormat dan kepercayaan darinya.
Namun, bagaimana jika Anda sudah terlambat menerapkan pola itu?
Tak ada kata terlambat untuk memulai hal yang positif terutama untuk buah hati kita. pendidikan yang paling efektif adalah pendidikan yang menerapkan sistem experience yaitu memasukan unsur pengalaman terhadap kehidupan anak. karnanya bewalah anak -anak kita ke dalam kehidupan yang memberikan pengalaman manis buat hidupnya.
Selain itu dalam hal menanamkan sesuatu fungsikan pemberian stimulus karena
Stimulasi pada masa kecil dapat mempengaruhi kemampuan kognitif anak dalam mengembangkan aktivitas berpikir mengenai segala sesuatu yang diserap melalui panca indera.
Stimulasi akan menjadikan sel-sel otak menjadi bercabang-cabang. Ini menunjukkan fungsi berpikir otak lebih optimum fase paling peka untuk pembentukan otak sebagai wadah kognitif atau yang biasa dikenal dengan "golden age" adalah usia 1 hingga 5 tahun, selain pada saat anak masih di dalam kandungan.
Stimulasi pada periode usia tersebut sangat mempengaruhi luas dan besarnya wadah kognitif sehingga menjadikan seseorang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa.
Namun, sebaliknya jika wadah kognitif tidak pernah mendapat rangsangan, maka akan menjadi sempit dan kecil sehingga menjadikan seorang individu memiliki kemampuan berpikir yang terbatas.
"Stimulasi pada anak dapat diberikan mulai dari dalam kandungan untuk merangsang panca inderanya dalam menerima beragam fakta dari luar yang diberikan orang tua," tandas Endah.
Saat sekarang, selanjutnya, kita dapat memberikan stimulasi dengan berbagai macam cara baik secara alamiah maupun direkayasa. Prinsipnya adalah informasi yang diberikan sebagai rangsangan tersebut haruslah bersifat kaya atau variatif dan memberi efek positif.
Stimulasi secara alamiah dapat dilakukan anak dengan sendirinya ketika ia mulai belajar segala sesuatu dari awal. Misalnya belajar berjalan, makan, atau mencoba menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.
Adapun stimulasi lainnya dapat direkayasa dengan memberikan rangsangan pada setiap inderanya. Misalnya merangsang penglihatan dengan memberikan warna yang cerah dan terang di dalam kamar tidur atau pada mainannya.
Sementara itu untuk merangsang pendengaran, dapat diberikan bunyi-bunyian berupa musik sejak bayi di dalam kandungan hingga tumbuh menjadi anak.
Sedangkan untuk indera perabaan, kain yang mempunyai tingkat kekasaran atau kelembutan yang bervariasi dapat dijadikan media stimulasi. Semua stimulasi tersebut dapat mengembangkan dan memperluas otak anak sebagai wadah kognitif bagi mereka sehingga dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas.
"Peran orang tua sangat menentukan dalam tumbuh kembang anak. Selain itu, agar anak tidak hanya cerdas dalam hal kognitif, pendidikan agama dan moral juga harus distimulus sedari dini,"
Stimulasi pada periode usia tersebut sangat mempengaruhi luas dan besarnya wadah kognitif sehingga menjadikan seseorang memiliki kemampuan berpikir yang luar biasa.
Namun, sebaliknya jika wadah kognitif tidak pernah mendapat rangsangan, maka akan menjadi sempit dan kecil sehingga menjadikan seorang individu memiliki kemampuan berpikir yang terbatas.
"Stimulasi pada anak dapat diberikan mulai dari dalam kandungan untuk merangsang panca inderanya dalam menerima beragam fakta dari luar yang diberikan orang tua," tandas Endah.
Saat sekarang, selanjutnya, kita dapat memberikan stimulasi dengan berbagai macam cara baik secara alamiah maupun direkayasa. Prinsipnya adalah informasi yang diberikan sebagai rangsangan tersebut haruslah bersifat kaya atau variatif dan memberi efek positif.
Stimulasi secara alamiah dapat dilakukan anak dengan sendirinya ketika ia mulai belajar segala sesuatu dari awal. Misalnya belajar berjalan, makan, atau mencoba menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.
Adapun stimulasi lainnya dapat direkayasa dengan memberikan rangsangan pada setiap inderanya. Misalnya merangsang penglihatan dengan memberikan warna yang cerah dan terang di dalam kamar tidur atau pada mainannya.
Sementara itu untuk merangsang pendengaran, dapat diberikan bunyi-bunyian berupa musik sejak bayi di dalam kandungan hingga tumbuh menjadi anak.
Sedangkan untuk indera perabaan, kain yang mempunyai tingkat kekasaran atau kelembutan yang bervariasi dapat dijadikan media stimulasi. Semua stimulasi tersebut dapat mengembangkan dan memperluas otak anak sebagai wadah kognitif bagi mereka sehingga dapat tumbuh menjadi individu yang cerdas.
"Peran orang tua sangat menentukan dalam tumbuh kembang anak. Selain itu, agar anak tidak hanya cerdas dalam hal kognitif, pendidikan agama dan moral juga harus distimulus sedari dini,"
mari kita beri stimulus positif untuk bua hati kita..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar